Kompetensi Masa Depan

Pada tahun 1980-an banyak muncul film science fiction tentang perjalanan antargalaksi dalam sebuah kapal luar angkasa atau percakapan jarak jauh yang dilakukan melalui sebuah layar lebar, sehingga para penelpon bisa melihat wajah penelpon lain. Saat itu semua kecanggihan tersebut rasanya seperti mimpi. Ketika film tersebut dibuat, teknologi mobile phone sama sekali belum dikenal. Bahkan mungkin sang penualis skenario pun tidak tahu kapankah dan benarkah hal itu akan terealisasi. Siapa nyana 20 tahun kemudian, meskipun perjalanan antargalaksi belum juga terealisasi, namun hubungan percakapan jarak jauh tatap muka bisa dilakukan dengan mudah oleh siapapun juga tanpa bayar.

Dengan ditemukannya teknologi internet, dunia berkembang dalam kecepatan yang tidak pernah dibayangkan oleh siapapun juga. Hal ini tentunya mempengaruhi kehidupan semua orang di berbagai tempat. Generasi sekarang, yang disebut sebagai generasi milenial alias Gen Z, dikenal memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Kecepatan akses informasi yang mereka rasakan membuat mereka juga menginginkan segalanya berlangsung serba instan. Masuknya mereka ke dalam dunia kerja menjadikan tantangan tersendiri bagi organisasi untuk mengakomodasi kebutuhan mereka ini. Organisasi harus mempersiapkan diri, bukan dengan mengubah mereka agar mengikuti standar dan kebiasaan dari generasi di atasnya, namun justru organisasinyalah yang berubah membuat perubahan–perubahan yang selaras dengan tuntutan mereka. Bagaimana tidak, mau tidak mau, merekalah si empunya masa depan ini. Hal ini memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Kita tidak mudah mengubah sikap, paradigma, apalagi kebiasaan kita. Tengok pada gubernur yang mengeluh karena sekarang menteri blusukan di daerahnya tanpa permisi dan mereka tidak berkesempatan melakukan persiapan penyambutan. Pertanyaannya, apakah para gubernur menyadari bahwa merekapun bisa dan harus berubah?
 

COINPOT

COINPOT