Oleh Elliot Simangunsong, Ph.D. (kontan)
Manajemen perusahaan umumnya dibagi menurut fungsi organisasi. COO, yang merupakan kependekan dari chief operating officer, memegang salah satu fungsi tersebut yaitu operasi bisnis. Pembagian tanggung jawab untuk masing-masing fungsi organisasi tersebut mendorong konsentrasi tugas pengelolaan dan pengawasan yang efektif.
Namun, pola manajemen organisasi berdasarkan fungsi ini telah menuai banyak kritik. Salah satunya dari Profesor Hammer dari MIT pada tahun 1990-an. Ia mengajukan konsep manajemen yang berorientasi proses lintas fungsi organisasi. Saat ini, manajemen perusahaan yang berorientasi proses telah banyak diadopsi dan diajarkan di sekolah-sekolah bisnis terkemuka di seluruh dunia.
Manajemen perusahaan yang berorientasi proses tentu membuat COO memegang peranan yang sentral dalam membangun daya saing perusahaan. Untuk itu perlu interpersonal dan leadership skill. Interpersonal skill diperlukan, karena dalam melakukan perubahan proses bisnis, seorang COO akan berhubungan dengan fungsi organisasi yang lain. Adapun leadership skill penting agar berani melakukan terobosan-terobosan yang besar.
Seorang COO juga harus mengerti proses bisnis di semua fungsi organisasi perusahaan. Pengetahuan ini menghidupkan proses komunikasi dan diskusi secara rasional sehingga memudahkan pengambilan keputusan.
Peranan COO seperti itu semestinya sudah diketahui oleh para profesional di bidang manajemen operasi. Cukupkah itu? Sepertinya tidak, karena sekarang ini terjadi transformasi dan tren baru manajemen operasi bisnis yang perlu dicermati oleh COO atau mereka yang memiliki keinginan menjadi COO.
Ke depan, kinerja operasi bisnis akan menjadi semakin penting sebagai pembeda strategi perusahaan. Strategi operasi akan semakin menekankan daya saing perusahaan melalui keunggulan operasi berbiaya rendah (leanness). Namun, mempunyai kemampuan operasi yang cepat tanggap dalam memenuhi keinginan customer yang bisa berubah tidak sesuai dengan prediksi (agility).
Kemampuan operasi bisnis ini, yang juga dikenal dengan leagile operations capability, menjadi kunci utama transformasi manajemen operasi bisnis perusahaan.