Oleh Franky Supriyadi (kontan)
Pemimpin bisnis kerap dihadapkan pada pilihan dikotomis yang sama pentingnya bagi keberlanjutan masa depan perusahaan. Pilihan tersebut bagaikan dua ujung tongkat yang hanya bisa digenggam salah satunya. Memegang ujung yang satu, berarti mengabaikan ujung lainnya.
Namun demikian, selain opsi yang hanya mengedepankan salah satu alternatif saja, mungkinkah menerapkan opsi lain, di mana keduanya saling berdampingan? Akankah keunggulan bersaing tercipta melalui opsi ketiga ini?
Sebagai contohnya, persaingan dan kerja sama. Keduanya dapat dipraktikkan secara terpisah, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk dijalankan secara serempak, yang dikenal sebagai coopetition. Beberapa produsen komputer bersaing dalam memasarkan produknya, tetapi bekerja sama mendukung research and development bagi microchip yang lebih andal.
Dalam konteks seperti ini, pilihan tersebut tidak lagi bersaing, tetapi beriringan menjadi pilihan baru. Tentu saja hal ini tidak selalu mudah, karena melibatkan dua hal yang mungkin berbeda dan berpotensi meningkatkan kerumitan implementasi. Namun, jika hambatan tersebut dapat diatasi, pendekatan hybrid seperti ini tampaknya bisa membawa manfaat lebih besar dari sekadar pilihan yang terpisah.
Pilihan mendua lain adalah eksplorasi dan eksploitasi. Keduanya menyangkut hal pembelajaran perusahaan, tetapi berbeda dalam orientasi dan cakupannya. Eksploitasi memanfaatkan pengetahuan dan kompetensi masa kini, sementara eksplorasi membangun pengetahuan dan kompetensi baru bagi keunggulan masa depan (March, 1991).
Adalah lumrah, demi mempertahankan keberadaannya perusahaan terus-menerus memperbaiki kinerjanya. Pada umumnya pemenuhan ini dicapai melalui perbaikan terhadap apa yang telah dilaksanakan selama ini. Dengan kata lain, perusahaan mengeksploitasi sumber daya dan kompetensi masa kininya demi prestasi lebih baik. Bentuknya bisa berupa peningkatan efisisensi dan munculnya keragaman lini produk.
Namun demikian, selain opsi yang hanya mengedepankan salah satu alternatif saja, mungkinkah menerapkan opsi lain, di mana keduanya saling berdampingan? Akankah keunggulan bersaing tercipta melalui opsi ketiga ini?
Sebagai contohnya, persaingan dan kerja sama. Keduanya dapat dipraktikkan secara terpisah, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk dijalankan secara serempak, yang dikenal sebagai coopetition. Beberapa produsen komputer bersaing dalam memasarkan produknya, tetapi bekerja sama mendukung research and development bagi microchip yang lebih andal.
Dalam konteks seperti ini, pilihan tersebut tidak lagi bersaing, tetapi beriringan menjadi pilihan baru. Tentu saja hal ini tidak selalu mudah, karena melibatkan dua hal yang mungkin berbeda dan berpotensi meningkatkan kerumitan implementasi. Namun, jika hambatan tersebut dapat diatasi, pendekatan hybrid seperti ini tampaknya bisa membawa manfaat lebih besar dari sekadar pilihan yang terpisah.
Pilihan mendua lain adalah eksplorasi dan eksploitasi. Keduanya menyangkut hal pembelajaran perusahaan, tetapi berbeda dalam orientasi dan cakupannya. Eksploitasi memanfaatkan pengetahuan dan kompetensi masa kini, sementara eksplorasi membangun pengetahuan dan kompetensi baru bagi keunggulan masa depan (March, 1991).
Adalah lumrah, demi mempertahankan keberadaannya perusahaan terus-menerus memperbaiki kinerjanya. Pada umumnya pemenuhan ini dicapai melalui perbaikan terhadap apa yang telah dilaksanakan selama ini. Dengan kata lain, perusahaan mengeksploitasi sumber daya dan kompetensi masa kininya demi prestasi lebih baik. Bentuknya bisa berupa peningkatan efisisensi dan munculnya keragaman lini produk.