Logistik Gerbang UKM Merambah Dunia

Oleh : Ahmad Mohamad, Senior Technical Advisor,
DHL Express Indonesia/PT Birotika Semesta (kontan)

Usaha kecil dan menengah (UKM) menempati posisi penting dalam perekonomian di Indonesia. Hal tersebut terkait dengan kontribusinya terhadap perkembangan industri, ekspor, lapangan kerja dan penciptaan bisnis berbasis kewirausahaan. Di tahun 2011, UKM menyumbang 56% dari produk domestik bruto (PDB).
Ketahanan sektor UKM ditengah krisis menumbuhkan percaya diri pelaku UKM. Seiring pertumbuhannya, pemilik UKM kemudian mengeksplorasi berbagai cara baru menjual produk dan layanan mereka di luar negeri. Ada bukti kuat bahwa dengan memasuki pasar global, akan menghasilkan peluang pertumbuhan yang menguntungkan. Dengan demikian, UKM yang terlibat dalam perdagangan internasional mampu menghasilkan keuntungan besar.
Namun, perdagangan internasional memiliki tantangan tersendiri. Maka, para pelaku UKM harus mempertimbangkan semua hal untuk memasuki pasar global. Misalnya, bagaimana barang bisa tiba di depan pintu pelanggan di belahan dunia lain.
Bagaimana pula sebuah usaha kecil mempertahankan posisi aliran kas yang kuat jika barang tertahan berhari-hari atau berminggu-minggu dalam perjalanan. Belum lagi harus menanggung fluktuasi nilai tukar mala uang. Bagaimana dengan hukum perdagangan dan kepabeanan dan bagaimana menciptakan dan membangun
hubungan dengan mitra dagang asing.
Ekspansi ke luar negeri bisa memberikan tantangan karena ketidakpastian tersebut. Namun, dengan bermitra pada penyedia jasa logistik yang efisien dan terpercaya, pelaku UKM dapat menghindari kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul. Bahkan, pengusaha UKM juga lebih bisa menjangkau pasar internasional melalui kemitraan dengan penyedia jasa logistik.
Pengiriman hanyalah salah satu komponen untuk mendistribusikan barang-barang penjualan Anda ke pasar negara lain. Dewasa ini berkembang tren akan solusi pengiriman lengkap yang tidak hanya menyediakan layanan pergudangan dan transportasi.
Para pelanggan kini beralih dari penyedia jasa logistik standar,
ke perusahaan logistik yang dapat memberikan saran dan mengenali pasar tujuan. Memilih mitra logistik yang memiliki jaringan luas di pandang sebagai cara untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang pasar tujuan, menjajaki peluang ekspansi dan memaksimalkan zona perdagangan bebas.

Mempelajari aturan yang berlaku

Setelah menentukan target pasar, para pelaku industri UKM harus mempelajari peraturan yang berlaku. Seperti aturan kepabeanan, perdagangan dan pengiriman. Peraturan ini bisa sangat beragam dari satu negara ke negara lain, yang tidak hanya mengatur bagaimana kiriman barang Anda diterima, melainkan juga mengatur jenis produk yang dapat Anda kirimkan.
Ketidakpahaman akan peraturan kepabeanan dan pajak dapat menjadi penghalang yang serius bagi pelaku UKM dalam memasuki pasar global. Hal yang sederhana seperti pelabelan
produk sebagai sampel - tanpa menjelaskan secara lengkap jenis sampel tersebut - dapat berakibat pada tertahannya barang-barang di bea cukai dan berpeluang terkena denda atau menimbulkan kerugian.

Oleh karena itu penting bagi pelaku UKM untuk benar-benar memahami persyaratan bea cukai, pajak, waktu pengolahan dan potensi risiko yang akan mereka hadapi saat pengiriman ke pasar tertentu. Cara lain, melibatkan tenaga perantara berpengalaman di pabean untuk melakukan proses ini.

Penggunaan otomatisasi merupakan salah satu cara yang baik. Langkah ini tidak hanya mengurangi beban administrasi pada bagian logistik, melainkan juga meminimalisasi kesalahan dalam proses kepabeanan dengan data dan dokumen yang disimpan secara elektronik.
Di sisi lain, kepabeanan dan peraturan yang kompleks juga dapat membuka kesempatan pengembangan perdagangan. Contohnya, Australia yang merupakan pasar dengan perkembangan industri fesyen yang cukup pesat lantaran tingkat nilai tukar dan bea masuk yang cukup rendah. Artinya, akan jauh lebih murah mengimpor pakaian jadi dari pasar lain, seperti Inggris, dibandingkan membeli dari dalam negeri.
Contoh lain adalah Perjanjian Promosi Dagang Amerika Serikat-Kolombia (CTPA). Ini adalah sebuah perjanjian perdagangan bebas bilateral antar n-egara yang  bertujuan meningkatkan ekspor Amerika ke Kolombia serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara. Perjanjian tersebut menghilangkan bea masuk, sehingga bea perdagangan antara kedua negara lebih efisien, yang memberikan keuntungan bagi industri pertanian dan garmen.
Setiap negara memiliki kebiasaan kepabeanan yang berbeda-beda,  sehingga. dapat menyulitkan pelaku UKM yang tidak memiliki pengetahuan di bidang logistik. Sebagai contoh, Afrika Selatan, Meksiko   atau   India   memberlakukan ketentuan khusus untuk ekspor sepatu. Sementara Algeria melarang impor barang kesehatan gigi. Selandia Baru tidak memberlakukan bea masuk untuk tekstil maupun pakaian impor, sementara Sudan melarang impor payung. Lagi di Pakistan yang tidak mengenakan pajak penjualan pakaian kulit.
Logistik memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengoptimalkan kondisi arus kas UKM, teratama dalam hal pengiriman internasional. Melalui penyesuaian kecil dalam penanganan persediaan barang, pengusaha UKM dapat mengatur arus kas dengan lebih leluasa untuk membiayai biaya operasional yang lain. Misalnya, penggunaan jasa pengiriman yang tepat waktu, memungkinkan pengusaha mengefisienkan dan memperpendek siklus pengiriman dan mengurangi biaya transit.
Berbagai kemungkinan terbuka lebar dengan kecanggihan teknologi baru, internet, dan transportasi modern yang
membuka peluang perdagangan luar negeri bagi pelaku UKM. Dengan mempelajari secara seksama dan merumuskan
strategi logistik yang tepat, para pelaku UKM dapat berhasil merambah pasar yang baru, bersaing dengan perusahaan
yang lebih besar dan memanfaatkan ukuran usaha mereka untuk menaklukan pasar global.

0 comments:

Post a Comment

 

COINPOT

COINPOT